Metaverse

Tips dan Trik

Mengapa Biaya Transaksi Blockchain Sangat Penting

Pada 1998, teknisi Cina Wei Dai pertama kali memperkenalkan konsep “mata uang crypto.” Tidak seperti mata uang konvensional, mata uang digital ini hanya tersedia secara online. Pengguna dapat menukarkan mata uang kripto secara online setelah membeli token dengan menggunakan mata uang “nyata”  yaitu, mata uang tradisonal atau fiat. Mata uang kripto menghilangkan kebutuhan akan otoritas pengawasan terpusat, seperti lembaga keuangan atau lembaga pemerintah, dan sebagai gantinya, mata uang kripto menciptakan cara bertukar uang yang cepat, mudah, dan efektif bagi masyarakat di seluruh dunia.

Sekitar satu dekade setelah ide tentang mata uang kripto dijelaskan pertama kali, seorang inovator menggunakan nama samaran “Satoshi Nakamoto” mengungkapkan konsep di balik Bitcoin. Saat ini, Bitcoin (BTC) merupakan salah satu mata uang kripto yang paling populer. Meski telah menghilangkan kebutuhan akan otoritas terpusat, namun Bitcoin tidak menghilangkan biaya-biaya yang terkait dengan teknologi yang menopang mata uang kripto. Mengetahui cara kerja teknologi ini dapat membantu Anda memahami biaya transaksi dengan lebih baik, dan bagaimana Anda dapat meminimalkan biaya ini ketika menggunakan mata uang kripto.

Blockchain, Database, dan Bitcoin

Semua transaksi Bitcoin disimpan melalui blockchain, sejenis database yang menyimpan data secara elektronik. Perbedaan utamanya adalah bahwa database menggunakan tabel untuk struktur datanya, sementara blockchain menyimpan data dalam rangkaian blok. Saat suatu blok terisi, maka blok tersebut ditambahkan, diberi keterangan waktu, dan “dirantai” ke blok sebelumnya. Ini menciptakan sebuah arsip berisi data yang mudah diakses dan garis waktu yang tidak bisa diubah.

Seperti database, blockchain memerlukan beberapa komputer untuk mengelola dan menyimpan data. Walau demikian, database menggunakan server, yang cenderung dimiliki oleh orang atau entitas tertentu, sedangkan blockchain menyimpan data pada beberapa komputer yang dimiliki oleh banyak orang atau entitas.

Jaringan Bitcoin mencakup ribuan komputer yang disebut node, yang semuanya bekerja bersama-sama untuk memverifikasi transaksi, mengisi blok, dan menjaga sistem agar terus bekerja.

Trilema Blockchain

Agar blockchain dapat berfungsi dengan baik, maka sistemnya harus aman, terdesentralisasi, dan terukur. Trilema blockchain, suatu konsep yang diperkenalkan oleh seorang programmer (dan pendiri Ethereum) Vitalik Buterin, merujuk pada gagasan bahwa proyek blockchain kesulitan untuk memenuhi tiga kondisi ideal sekaligus. Para pengembang blockchain menggunakan konsep trilema untuk menyempurnakan jaringan dan menciptakan alat untuk mencapai fungsi optimal.

Keamanan

Blockchain dirancang untuk bersifat demokratis dan abadi. Keamanan blockchain dipertahankan melalui coding, serta algoritma konsensus yang menentukan jumlah node jaringan yang diperlukan untuk mengkonfirmasi transaksi sebelum finalisasi. Dan karena blockchain ini terdiri dari serangkaian blok yang mencatat data dalam fungsi hash dengan keterangan waktu, sistem ini sudah terbukti tahan terhadap gangguan dan peretasan data.

Desentralisasi

Salah satu tugas lembaga sentral adalah mencegahpengeluaran ganda dan masalah serupa. Namun, lembaga sentral ini rentan terhadap serangan DDoS dan masalah keamanan lainnya. Ide jaringan blockchain terdesentralisasi diuraikan sebagai lingkungan yang di dalamnya orang-orang tidak perlu saling kenal karena setiap node diteruskan dengan informasi yang sama pada buku besar yang didistribusikan.

Sistem terdesentralisasi seperti Bitcoin pada dasarnya kebal terhadap masalah ini, dan algoritma atau mekanisme konsensus memberikan keamanan sistem lebih lanjut sambil mencegah pengeluaran ganda dan menegakkan kesetaraan sesama. Jika ada yang mencoba mengubah atau merusak buku besar, mayoritas peserta jaringan perlu mencapai konsensus untuk melakukan hal yang sama.

Skalabilitas

Selama periode penggunaan yang berat, kemacetan lalu lintas dapat terjadi, memperlambat pemrosesan transaksi, dan menaikkan biaya bagi pengguna. Blockchain yang terukur sangat penting untuk mempertahankan keunggulan kompetitif dengan jaringan terpusat.

Untuk mengatasi dan mengatasi trilema blockchain, beberapa pengembang merekomendasikan untuk membuat modifikasi langsung ke jaringan — solusi lapisan 1, seperti Ethereum. Sebagian pengembang yang lain menyarankan untuk mengembangkan jaringan sekunder, atau Solusi Lapisan 2, yang dirancang untuk dijalankan bersama blockchain, seperti Lighting Network pada Bitcoin atau Litecoin. Penting untuk dicatat bahwa teknologi blockchain masih dalam masa pertumbuhan, dan seiring dengan perkembangannya, demikian juga solusi potensial untuk trilema blockchain.

Mengapa Ada Biaya Transaksi Bitcoin?

Pada masa-masa awal Bitcoin, para penambang bekerja dengan cepat untuk memvalidasi transaksi. Seiring ledakan popularitas mata uang digital, transaksi menjadi lebih banyak dan rumit. Dalam hal ini, biaya transaksi Bitcoin dimulai untuk mempercepat validasi transaksi Bitcoin.

Biaya terkait dengan ukuran transaksi dan usia input. Dengan kata lain, transaksi yang terdiri dari lebih banyak byte yang memakan lebih banyak data blok akan memiliki biaya transaksi yang lebih tinggi. Biaya tambahan dapat mempercepat transaksi melalui sistem, yang pada dasarnya menempatkannya dalam antrean prioritas. Dengan kata lain, Anda dapat membayar lebih agar transaksi divalidasi lebih cepat.

Biaya yang terkumpul diberikan kepada para penambang, yang memvalidasi dan mencatat transaksi Bitcoin dan membantu menjaga sistem tetap lancar dan berfungsi dengan:

  • mendukung pemrosesan transaksi
  • membayar penambang yang memvalidasi transaksi
  • menghilangkan transaksi spam

Dengan kata lain, biaya transaksi Bitcoin melindungi dan menjaga integritas jaringan Bitcoin.

Memahami Biaya Transaksi Bitcoin

Secara konseptual, biaya transaksi Bitcoin mewakili kecepatan yang diinginkan pengguna agar transaksi mereka divalidasi di blockchain. Meskipun sifat Bitcoin yang terdesentralisasi memudahkan siapa saja untuk berpartisipasi sebagai penambang, yang berarti memverifikasi dan mencatat transaksi untuk membentuk blok dan digabungkan dengan rantai.

Namun, menambang Bitcoin merupakan proses yang rumit dan mahal. Harga Rig penambangan mahal dan sering kali mengkonsumsi listrik dalam jumlah besar, sementara subsidi blok dan biaya transaksi membantu mengimbangi biaya ini dan memberi insentif kepada penambang setiap kali blok baru telah divalidasi.

Penambang diberikan biaya transaksi dan subsidi blok sebagai “hadiah blok” setiap kali mereka berhasil menambahkan blok ke blockchain. Subsidi blok nilainya tetap dalam setiap penambangan Bitcoin dan dikurangi setengah (Bitcoin Halving) yang akan terjadi setiap empat tahun atau setiap 210.000 blok. Melihat kembali pada 2009, Bitcoin yang ditambang akan memberi Anda 50 BTC dan pada 2012, tetapi seiring berjalannya waktu, hadiahnya dibagi dua, dan pengurangan separuh terbaru pada 2020 menetapkan nilai hadiahnya pada 6,25 BTC.

Adanya halving ini menyebabkan hashrate turun, sehingga meningkatkan daya komputasi dan energi yang dibutuhkan untuk menambang blok baru. Namun, kenaikan biaya transaksi membantu memberi insentif kepada penambang untuk menjaga keamanan dan kesehatan jaringan. Biaya transaksi ditentukan berdasarkan beberapa faktor:

  • seberapa padatnya jaringan mata uang kripto saat ini
  • jumlah data yang terkandung dalam transaksi Bitcoin tertentu
  • prioritas transaksi

Poin terakhir berada dalam kendali pengguna. Jika ingin transaksi Bitcoin Anda segera diproses, Anda dapat memilih untuk membayar biaya yang lebih tinggi untuk memprioritaskannya. Jika transaksi Anda kurang mendesak, Anda dapat memilih biaya yang lebih rendah. Dalam hal ini, transaksi akan tetap berada di kumpulan memori (atau mempool) hingga lalu lintas melambat.

Mempool dapat dianggap sebagai antrean. Ketika Anda memulai transaksi, transaksi tersebut masuk ke mempool. Transaksi yang menunggu akan tetap berada di mempool sampai penambang mengkonfirmasi dan menambahkannya ke blok. Saat mempool terisi, penambang memilih transaksi Bitcoin dengan biaya lebih tinggi terlebih dahulu.

Sistem ini dapat membuat transaksi berjalan lebih lancar, tetapi juga dapat menyebabkan semacam perang penawaran. Banyak orang yang menggunakan mata uang kripto bersedia membayar mahal untuk memastikan transaksi mereka diselesaikan terlebih dahulu. Namun, taktik ini bisa menjadi bumerang, terutama selama periode penggunaan yang berat. Beberapa pengguna akhirnya membayar biaya lebih, yang memaksa penambang lain untuk juga meningkatkan biaya mereka.

Lightning Network

Lightning Network adalah solusi off-chain yang berada di atas blockchain, tidak secara eksklusif di jaringan Bitcoin, yang fungsinya terutama membantu memproses pembayaran blockchain dengan cepat dan aman tanpa kemungkinan waktu konfirmasi blok yang lama. Bahkan memungkinkan pengguna untuk menyelesaikan pertukaran kecil lintas rantai secara instan, tanpa bergantung pada pihak ketiga.

Salah satu fokus utama dari Lightning Network mencakup kemampuannya untuk memungkinkan pembayaran kecil, bahkan kurang dari satuan Satoshi. Prosesnya lebih privat, memungkinkan beberapa transaksi individu terjadi tanpa disiarkan melalui blockchain. Sesuai dengan namanya, Lightning Network juga cepat, hampir tidak ada batasan pada TPS. Waktu penyelesaian pun sama cepatnya, dengan rata-rata penyelesaian transaksi dalam waktu sekitar satu menit atau kurang. Biayanya juga lebih rendah.

Bagi mereka yang mencari privasi, kecepatan, dan keterjangkauan, Lightning Network menawarkan alternatif yang sangat baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *